RONA KEINDAHAN
Balutan rasa yang bergulira
di belantara jiwa yang mendamba
di rimba hati yang merajuk
relung relung sukma melukis
ketika rona keindahan itu menyulam
hijau kuningnya rasa
merasuk dengan gemertahnya
giring giring yang menoreh
dengan aksara aksara teja
kata demi kata
kalimat demi kalimat
dari bait bait sang bidara
bestari elok memuja
sabbah dari kemurnian
yang tak pernah mengingkari
bahwa gurat gurat itu dari fitrahnya
sesuci raga ditha yang tunduk
takluk dengan qodratnya
tak pernah melawan
tak pernah mengeluh
dengan segala keadaanya
sahasa terus berdaur tak lelah
berputar tak bergeming
taat dan patuh
tak ada cercaan yang terdengar
hanya puji puji yang kumandang
dari bahasa bahasa asrinya
tak betrhenti
tak letih
tak lelah
puja menghamda tak putus
tasbih sarwa menghampar semesta
dari lentik dan goyangnya bunga bunga
dari sunging kelopak yang mekar
rona kelembutan yang terpancar
lambaian daun daun yang tertiup pawana
berisik gemersiknya
deru desirnya
ulas usap belainya
riung serangga yang mengisap madu
sesekali mengepak sayap halusnya
oh puja sang jagat
terus berdendang tak henti
simpony rona keindahan
dari kesucian ladunia
tersentuh rasa
terhanyut jiwa
oleh kidung kidung pujimu
yang membahana
yang menghampar
melepah dengan tulus
terus dan terus tanpa jeda
bagai rotasimu yang tak lelah
puja pujimu tak berhenti
dan aku ingin mengerti
katamu
kalimatmu
bait bait yang kau untai
dari tasbih tasbih yang terlantun
dari qadimnya bahasa semesta
yang mengalun indah
memenuhi jagatprana
Balutan rasa yang bergulira
di belantara jiwa yang mendamba
di rimba hati yang merajuk
relung relung sukma melukis
ketika rona keindahan itu menyulam
hijau kuningnya rasa
merasuk dengan gemertahnya
giring giring yang menoreh
dengan aksara aksara teja
kata demi kata
kalimat demi kalimat
dari bait bait sang bidara
bestari elok memuja
sabbah dari kemurnian
yang tak pernah mengingkari
bahwa gurat gurat itu dari fitrahnya
sesuci raga ditha yang tunduk
takluk dengan qodratnya
tak pernah melawan
tak pernah mengeluh
dengan segala keadaanya
sahasa terus berdaur tak lelah
berputar tak bergeming
taat dan patuh
tak ada cercaan yang terdengar
hanya puji puji yang kumandang
dari bahasa bahasa asrinya
tak betrhenti
tak letih
tak lelah
puja menghamda tak putus
tasbih sarwa menghampar semesta
dari lentik dan goyangnya bunga bunga
dari sunging kelopak yang mekar
rona kelembutan yang terpancar
lambaian daun daun yang tertiup pawana
berisik gemersiknya
deru desirnya
ulas usap belainya
riung serangga yang mengisap madu
sesekali mengepak sayap halusnya
oh puja sang jagat
terus berdendang tak henti
simpony rona keindahan
dari kesucian ladunia
tersentuh rasa
terhanyut jiwa
oleh kidung kidung pujimu
yang membahana
yang menghampar
melepah dengan tulus
terus dan terus tanpa jeda
bagai rotasimu yang tak lelah
puja pujimu tak berhenti
dan aku ingin mengerti
katamu
kalimatmu
bait bait yang kau untai
dari tasbih tasbih yang terlantun
dari qadimnya bahasa semesta
yang mengalun indah
memenuhi jagatprana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar